Berjilbab tapi Jutek


“Eiiit kamu tuh dah pake jilbab tapi orangnya jutek banget sich ! Mending gak usah pake jilbab sekalian ! Malu tauuuu !”

“Liat tuh cewek berjilbab tapi XXX …….”

Mungkin komentar-komentar tersebut seringkali kita dengar di masyarakat. Bahkan mungkin yang paling parah sampai ada pernyataan :

“Lebih baik tidak pake jilbab tapi baik sama orang”

Sebenarnya apakah hubungan jilbab dengan perbuatan ? Katanya orang kalau sudah pakai jilbab tuh harusnya menjadi lebih baik.  Yup itulah harapan pada umumnya, memakai jilbab membuat kita semakin indah ahlaknya. Bagaimana kalau akhlak makin buruk, mending lepas aja !! Apakah seperti itu ???

Secara logika seperti ini : Misalkan anda seorang guru memberikan 2 soal ujian terhadap murid. Jika murid mengerjakan semua maka nilainya 100, namun jika dia mengerjakan salah satu soal maka nilainya tidak mencapai 100. Kecuali jika guru tersebut memberikan pilihan ada 2 soal, kerjakan  1 soal saja yang disukai muridnya.

Berjibab dan jutek atau berjilbab dan pelit adalah perbuatan yang berbeda. Apakah jika muslimah sudah berjilbab kemudian jutek dosanya menjadi lipat 2 dari yang tidak memakai jilbab ?? Tidak ada hubungan sebab akibat diantara keduanya. Kita tidak bisa membandingkan antara orang berjilbab tapi buruk perbuatan dengan orang tidak berjilbab tapi baik perbuatan. Yang baik adalah berjibab dan berbuat baik.

Akibatnya ada orang yang telah berjilbab melepas jilbabnya ketika hendak melakukan perbuatan buruk atau telah melakukan perbuatan buruk. Seperti yang dikatan Tia Subiakto, ““Daripada saya berjilbab tapi masih selingkuh…”

Ada juga orang yang belum memakai jilbab karena perbuatannya masih buruk. “Saya belum siap, saya masih suka gini gitu … Gak pantes kalau pakai jilbab”

Jika seorang muslimah berjilbab namun masih berbuat buruk berarti dia tidak mengindahkan peraturan Allah yang lain. Sama halnya dengan muslimah tidak berjilbab tapi berbuat baik.   Berjilbab dan berbuat baik sama-sama perintah Allah dan sama-sama harus dilaksanakan.  

Setiap muslim berusaha mencapai kesempurnaan (kaffah) namun tidak bisa dipungkiri kita adalah manusia yang mempunyai salah dan sisi kejahiliyahan. Seperti peristiwa AbuDzar dan Bilal berikut :

Para Sahabat pernah berkumpul dalm majelis. Mereka membahas masalah perang. Para sahabat yang hadir adalah Khalid bin Walid, Bilal bi Rabah.

Bilal mulai berbicara, namun Abu Dzar membantahnya, “Wahai putra wanita berkulit hitam!”

Bilal berkata,”Demi Allah, akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah.SAW!”

 Akhirnya Bilal berangkat menemui Rasulullah SAW mengatakan kepada beliau. “Ya Rasulullah, aku berbicara, namun Abu Dzar mengatakan kepadaku begini dan begini!”

Wajah Rasulullah SAW memerah dan kemudian memanggil Abu Dzar. Beliau berkata kepadanya, “Apakah engkau mencela dengan menyebut Ibunya. Sungguh engkau ini adalah seorang yang masih membawa unsur kejahiliyahan.”

Abu Dzar berkata,”Ya Rasulullah, apakah sekalipun saya sudah tua dan beruban?”

Beliau berkata.”Ya, sesungguhnya engkau adalah seorang yang masih membawa unsur kejahiliyahan!”

Abu Dzar pun keluar dan berkata, “Baiklah, demi Allah aku akan menebus kesalahanku terhadap Bilal”

Abu Dzar meletakkan kepalanya diatas tanah seraya berkata,”Bilal, injaklah kepalaku dengan kakimu! Demi Allah, aku tidak akan mengangkat kepalaku hingga engkau sudi menginjaknya dengan kakimu!”

Akhirnya keduanya saling berpelukan. (HR. Bukhari 30,2545,6050)

Muslimah berjilbab bukanlah superwoman mereka adalah manusia biasa. Mereka dapat saja melakukan kesalahan sepertinya Abu Dzar, sebagai salah satu sahabat Rasulullah dapat melakukan kesalahan. Alangkah baiknya jika melakukan kesalahan segeralah sadar sebagaimana Abu Dzar. Bukan malah melepas jilbab 😦

Tidak bisa dipungkiri di mata masyarakat muslimah berjilbab diharapkan menjadi lebih baik. Jusru untuk menjadikan kita berbuat lebih baik. Seperti yang sering kita dengar “Jilbab Fisik Jilbab Hati” Masyarakat menganggap muslimah yang berjilbab tapi melakukan perbuatan buruk sama saja menjelekkan agama. Memang secara kasat mata jilbab terlihat sebagai identitas muslimah. Namun apakah muslimah yang tidak berjilbab tidak ikut andil ?Berdasarkan pengalaman yang saya alami di Taipei. Disini tidak semua muslimah memakai jilbab.

Teman-teman taiwan saya bertanya,”Lho, temenmu kok tidak pake? Kan dari Indonesia”.

Kalau kebetulan temen Indonesia saya tersebut non muslim, mudah sekali saya menjawabnya. Kalau muslimah harus memberikan penjelasan panjang lebar.

“Dia muslimah tapi tidak pake!”

“Lho kalau begitu ini tidak wajib ya ?”

“Wajib, ini adalah perintah bagi seorang muslimah. Sebagaimana halnya kamu diberi tugas PR harus dikerjakan. Tapi ada saja mahasiswa yang tidak mau mengerjakan. Begitulah logikanya”

Di saat kita ingin mengenalkan apa itu Islam, bagaimana Islam, Islam bukan teroris dsb. Malah timbul keraguan di depan pihak non muslim dikarenakan satu saja perintah Allah yang kasat mata.

Kesadaran secara akal dan hati untuk berusaha berbuat lebih baik. Baik bagi muslimah yang belum maupun sudah berjilbab dibutuhkan kepekaan hati menyadari dosa-dosa yang mereka perbuat.

Pikirkanlah bagaimana engkau akan mendapati hatimu menari kegirangan sedangkan engkau tidak tahu apa sebab kegirangan itu? Tiada yang bisa merasakan kecuali orang yang hatinya hidup. Adapun orang yang hatinya mati, maka ia justru akan merasakan kegembiraan apabila melakukan dosa. Sebaliknya, ia tidak pernah merasakan kegembiraan selain itu. Maka bandingkanlah antara kedua kegembiraan ini.

(Miftaahu Daris Sa’aadah: 1/365)

SayaBukanOrangBaikNamunOrangYangBerusahaMenjadiBaik

Semoga tetap istiqomah ukhti

  1. Insya Allah..
    saya akan tetap istiqomah..
    🙂

    • mudji
    • November 19th, 2006

    bicara tentang perbuatan dan jilbab ya 🙂 heheheh, pusing amat, amat aja gak pusing.
    mau tahu knapa Islam dulu berkembang pesat dibanding orang Islam saat ini? dari banyak faktor kata orang2 diantaranya , bukan Islam yang mundur tapi orang islam (muslim) sendiri yang gak tahu islam. Disuruh oleh Quran untuk berjalan di bumi dengan memepelajari ilmu Allah dengan kata lain riset malah dikit kali orang Islam yang mau, Disuruh infaq liat aja gimana sulitnya, sampai ada khotib jumat bilang, Orang Islam mencibir saudaranya yang pindah agama ke non muslim karena beberapa karton mie instan tapi ketika orang yang pindah agama tersebut masih Islam pernahkan dia memberi? seharusnya kitalah yang patut disalahkan kenapa saudara kita itu pindah agama, kita tidak peka.
    So….., emang ada hubungan perbuatan dengan jilbab 🙂

  2. Jawab saja dengan hadits ini Bu.

    Dari Abu Hurairah, dia berkata,
    Dikatakan kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya si fulanah shalat malam, puasa di siang hari, berbuat baik, bersedekah, tetapi menyakiti tetangga dengan lisannya?”
    Kemudian Rasul SAW bersabda, “Tidak ada kebaikan atas apa yang dikerjakannya, dan dia termasuk penghuni neraka.”
    Para sahabat berkata, “Dan si fulanah shalat fardhu, bersedekah dengan sepotong keju, dan tidak menyakiti seseorang?”
    Kemudian Rasul SAW bersabda, “Dia termasuk penghuni surga.”
    (Adabul Mufrad Imam Bukhari (Shahih Adabul Mufrad Syaikh Nasyiruddin Al-Albani No. 57))

  3. sukron atas bantuan hadistnya
    semoga semakin menguatkan

    Komentar no 2 memang tidak nyambung dg isi blog 😦
    tapi tidak apa2 membuka wacana baru

  4. Tambahan lagi, surat Al-Maa’uun di Juz ‘Amma

    • ardhi
    • November 23rd, 2006

    wah bagus tuh analogi soal ujiannya 😉

    • sunu wibirama
    • November 27th, 2006

    yap yap yap ..
    sama dengan dalil dan alasan perlunya memperbaiki diri (tarbiyah dzatiyah) dan berda’wah (tarbiyah mujtama’iyyah), memperbaiki diri adalah kewajiban, berda’wah adalah kewajiban yang laen. Gugurnya satu kewajiban tidak menggugurkan kewajiban yang lainnya. Tapi alangkah baeknya apabila keduanya berjalan beriringan … bettul ?

  5. Betul ….

  6. Dewasa ini kita melihat banyak kaum muslimah yang tidak berjilbab dan apabila ada yang berjilbab bukan dengan tujuan untuk menutup aurat-aurat mereka akan tetapi dengan tujuan mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga mereka walaupun berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk tubuh mereka dan mereka masih ber-tasyabbuh kepada orang kafir. Tidak hanya itu mereka menghina wanita muslimah yang mengenakan jilbab yang syar’i, dengan mengatakan itu pakaian orang kolot, pakaian orang radikal, dan mereka mengatakan jilbab (yang syar’i) adalah budaya arab yang sudah ketinggalan zaman, serta banyak lagi ejekan-ejekan yang tidak pantas keluar dari mulut seorang muslim. Hal ini karena kejahilan dan ketidak pedulian mereka untuk mencari ilmu tentang pakaian wanita muslimah yang syar’i. Untuk itu pada edisi ini kami berusaha berbagi ilmu mengenai Jilbab Wanita Muslimah yang sesuai dengan tuntunan syari’at, artikel ini bukan saja khusus untuk kaum hawa, namun para ikhwan, bapak, kakek juga berkewajiban untuk mempelajarinya dan memahami serta mengamalkannya dengan cara mengajak saudari-saudari kita yang berada dibawah tanggung jawabnya dan sekitarnya.

    • Elwis
    • Januari 25th, 2007

    Assalaamualaikum Aini-san, ada buku baru dari asmanadia judulnya something like Jangan Jadi muslimah nyebelin. Your story here and lots of other examples are described in that book with very attractive “gaul” style 🙂
    salam kenal, saya Elwis dari Singapura

    iin : wa’alaikum salam
    Elwis-san, hajimemashite !!
    Thanks for your feedback
    Asmanadia is awesome moslem woman writer
    Originally, I have some idea to write down my experience when I wore scarf
    Maybe next time

  7. Saya juga bukan orang baik dan hanya berusaha memilih 🙂

    iin : pemilihan, dibutuhkan ilmu juga. Hayo belajar Islam lebih dalam

  8. emmm, asmanadia dan helvy sekarang ke mana mana pakai kulot lho. ini kan ndak islami … 😦

    iin : wah, saya tidak tahu Pak …
    tidak pernah bertemu dengan mereka

    • ryan_oke
    • Januari 30th, 2007

    Masa’ sih tidak Islami? Yang penting kan menutup dan tidak menonjolkan bentuk tubuh.
    Sekarang banyak lho, akhawat yang memakai kulot. Tapi masih dirangkap dengan rok juga. :”>

    _yg pernah bertemu dg kedua ibu tsb._
    (Anak FLP Yogyakarta)

    iin : sebenarnya untuk menjalankan syariat Islam kita tidak perlu melihat seleb atau ustadzah
    semua hal harus kita kembalikan pada Al Qur’an dan hadist
    Mencari dalil mendekati kebenaran
    Kalau sekarang banyak yang memakai kulot belum tentu juga itu yang benar
    Coba lebih dipahami surat Al Ahzab : 59 dan An-Nur 30 sampai ke tafsirnya
    Mari kita lebih dalam mempelajari Islam

  9. eh, tapi aku kalo disuruh milih casing bobrok tapi hardware-nya bagus sama casing bagus tapi hardware-nya jelek, aku lebih milih yang pertama. lebih gampang upgrade-nya 🙂

    aini: jangan samakan komputer dengan manusia.
    analogi yang g pas

    • arsy
    • Februari 6th, 2007

    hei, pake jilbab kan memenuhi kewajiban sebagai muslimah. So what gitu lho orang mo bilang ” pake jilbab tapi …….” itu mah cuma kerjaan orang iseng aja sebagai contoh ni temen gw, kan pake jilbab tu, waktu jalan2 digangguin sma cowok iseng. tu cwok gangguinnya pake salam ass, trus temen gw bls kan wajib, eh malah ketagiahn gangguinnya jd dicuekin aja. No body perfect lho, setidaknya dia dah melakukan kewajibannya pake jilbab. lgan iseng amat mo ngatain org, paling cuma cari kesalahan2 orang lain buat nunjukin dia lebih baik dari yang berjilbab pdhal g pake jilbab. jd biarin aja, ambil aja positifnya, kita do’ain moga yang bilang “pake jilbab tapi…..” moga dpt hidayah. kan kita dapet pahala. lgan juga orang gunjingin kita, kita kan dapet pahala juga dari dosanya kali ya. he he

    aini : amiin

    • zein
    • Februari 6th, 2007

    wah bagus juga tulisannya nih mbak.
    cara pandang seperti itu emang banyak terjadi di masyarakat. yang salah bukan jilbabnya tapi orang yang memakai jilbab tersebtu. dan lagi di masyarakat emang terjadi kesalahan dalam memaknai jilbab. banyak orang yang tidak bisa membedakan antara jilbab dan khimar.sekarang ini di Indo banyka orang yang cuma pake kain buat nutupin kepala terus dililit lilitin ke leher terus dibilangnya jilbab. so sekarang ini pemahaman masyarakat masih banyak yang harus di ubah. mari kita bersama-sama berjuang mengembalikan kehidupan islam di tengah2 masyarakat.

    iin : bismillah …

    • purna
    • Februari 7th, 2007

    iya, bagus……
    tapi omongan “pakai jilbab kok….-begini begitu- ” ada baiknya juga….
    buktinya… saya…..sebelum pake jilbab, kalau di jalanan matanya masih suka celingukan kemana-mana, setelah pake jilbab, jadi malu sendiri… jadi agak nunduk…
    hehehehe…..
    actally, jilbab itu mendidik…!!!
    makanya ndak usah nunggu terdidik untuk pake jilbab….!!!

    eh ya
    mbak iin salam kenal ya, saya purna….. 🙂

    iin : salam kenal juga Purna …
    tetep Istiqomah ya

    • Izna
    • Februari 18th, 2007

    hah,,,,
    KABURO MAQTAN ‘INDALLAHI AN TAQUULU MAA LAA TAF’ALUUN ,,,,,Al – Aayat….
    Innadh dhonna akdzabul hadiist
    Fahfidhuu Lisaanakum Jamii’an
    …….

    iin : syukron

    • yume
    • Februari 23rd, 2007

    bravo !!!

    • nurul
    • Maret 15th, 2007

    ngomong2 soal jilbab, memang sih ditengah2 masyarakat jilbab suka dipandang sebelah mata. Si pemakai jilbab harus lebih dituntut untuk lebih baik, tapi menurut saya manusia khan gak ada yang sempurna jadi wajar aja donk ada kesalahan dikit, lagian kebanyakan orang cari2 kesalahan padahal wanita yang pake jilbab jauh lebih baik.

  10. Sekarang ini yang bikin penasaran buat dibahas itu, mana yang lebih baik, antara yang berjilbab tapi berakhlak jelek, atau yang nggak tapi akhlaknya mulia.

    Jawabannya jangan ‘bagusan berjilbab dan berakhlak mulia’, itu bukan pertanyaannya. Memang betul lebih bagus begitu, itu sih logika sangat sederhana. Masalahnya, dilemanya bukan itu. Menjawab seperti itu, kesannya kekanak-kanakan, lho.

    Dan tentunya kedua pilihan tadi ‘sama-sama salah’, sama-sama ada kurangnya. Nah, pertanyaannya itu, mana yang mendingan?

    Memilih yang lebih baik, itu pilihan-pilihannya tidak mesti sempurna 😛

    Hohoho, ini sih masalah Tuhan, ya. Suka-suka Tuhan, yang maha bijak. Saya pribadi sih mendingan yang akhlaknya mulia. Ah, pendapat pribadi saja. Tentu jauh lebih baik berjilbab dan berakhlak mulia, bukan?

    • mentari istiqomah
    • April 20th, 2007

    setiap orang (yang normal) punya mulut u/ berbicara. selagi kita yakin berada di jalan yang benar, u/ apa perdulikan omongan orang yg hanya berusaha menjauhkan kita dari kebenaran yg kita yakini… so, BerjiLbaBLah… walaupun masih ada kata ‘tapi’ yg mengikuti… sesungguhnya ‘innamal ‘amalu bin niyyat’

    mudah-mudahan dg satu kebaikan yg kita lakukan akan terbuka pintu2 kebaikan yg lain…

    wallahu’alam bishowab

  11. berjilbablah dan mulai dengan senyuman,,senyuman itu kan sedekah yg palng mudah. senyum yg ikhlas secara tidak sengaja akan terpancar aura seorang diri muslimah. asal jgn senyum disalah guna he he raihan xxx. dukung boeat qm2 yg belum berjilbab dan ingin berjilbab,,segera!niat baik g boleh ditunda-tunda lho!but boeat yg make “keep istiqamah aja ok”

    • syafia
    • Juli 9th, 2007

    Hari ini saya mengamati dari berbagai macam masalah yang terjadi di kalangan muslimah. banyak hal yang membuat saya bertanya-tanya tentang jilbab…..mengapa banyak diantara muslimah kebanyakan tidak berbusana muslimah sebagaimana mestinya.. analisa sy begini..berdasarkan fakta yang diungkap oleh salah satu media tentang maraknya tingkat pergaulan bebas di indonesia..jogja untuk tingkatan SMP hampir menembus angka 70% remaja yang sudah tdk perawan, tingkatan SMA menembus 80% dan di tingkat perkuliahan menembus angka yang sangat fantastis menembus angka 90 % hal – hal semacam ini tetunya akan membuat miris hati kita apalagi kebanyakan dari mereka adalah seorang remaja muslimah. suatu pertanyaan yang muncul hari ini apakah sudah begitu bobrok nya moral wanita muslimah hari ini, apakah ada penyebab lain yang menyebabkan tingkat kerusakan itu semakin merajalela?
    Jawabannnya ada 3 Hal
    1. Hilangnya nilai ketuhanan yg ada pada diri seorang muslimah, dengan memandang aturan Allah Allah itu adalah sesuatu yg sepele, misalnya kaitannya dengan masalah cara berpakaian terutama dalam Ayat 24: 31 . muslimah hari ini tidak lagi memandang jilbab sebagai perintah Allah tetapi hanya bagian dari mode, wajar hari ini akan sangat sulit membedakan mana wanita muslimah dan mana yang bukan sehingga terjadi krisis identitas
    2. Hilangnya contoh dan ikutan yang menjadi figur wanita muslimah pada saat ini. Muslimah hari ini bingung siapa yang harus dia contoh bahkan kecenderungan mengambil tindakan berani tanpa kritisi mereka mengikuti ppujaan mereka baik gaya hidup, cara berpakaian dll . wanita muslimah hari ini bahkan lebih sengan dibilang seksi yg slalu mengundang belalak mata pria hidung belang yang tak jarang terjadi pemerkosaan
    3.Hilangnya pedoman Hidup. banyak diantara wanita yang mengaku muslim melalkukan aktivitasnya sehari – hari hanya bermodalkan selera saja mulai dari cara berpaikan, bergaul, berbicara dll, padahal apa yang mereka lakukan itu belum tentu benar sementara alqur.an mengatur itu semua. wajr saja ketika fungsi Alqur.an sbg pedoman tidak dijalankan sbgmn mestinya spt dlm srt quran 2:2 . maka yang terjadi adalah kerusakan dan kehancuran moral sebagai impact dari jauhnya muslimah dari Quran…

    • dwie06
    • Agustus 26th, 2007

    mba asma, saya seorang perempuan yang baru pakai jilbab tahun 2006, tapi saya belom secara istiqomah, klo di dalam rumah masih sering saya lepas. saya kalo sekolah saja pakai jilbabnya. Oh ya makasih ya mba asma, atas buku ‘jilbab pertamaku’ apalagi tulisannya mba azi top bgt dech

    • aray
    • November 12th, 2007

    assa……….
    apakabar dunia???????
    Mungkin dunia lagi sebel ama ulah manusia-manusia yang pembangkang
    walaupun gua cowok boleh dong ikutan nimbrung
    pakai jilbab,itukan wajib…..
    itu kan perintah Allah………..
    wanita adalah benteng,jika wanita pada rusak akan menyebabkan rusaknya suatu generasi………..kenapa enggan pake jilbab? bukankah itu menutup aurat. atau batasan aurat udah rubah?rambut adalah aurat,payu dara juga aurat.tapi kenapa biasa aja kalo rambut terbuka?maaf kalo agak porno

    • Bri
    • Maret 16th, 2008

    bagus tulisannya, setuju. Tapi memang yg penting hati dan akhlaknya. Aku pernah sedih, tragis, bertemu seorang jilbaber, dan dia menawarkan jasa…… sungguh tragis

  12. ha ha ha….pernah seorang tmin saya, yang akhwat dikampus tipe yang kaya’ bgtu, berjilbab tapi juteeeek-nya ampyuuun deh…, yang lebih parah lagih kadang ama orang tertentu gag mau jawab salam. pas tmen-tmin saya tanya-in ke saya tentang si akhwat jutek ini, seperti judul diatas, saya bilang aja..”mbok ya mikirnya dibalik, biar jutek, t’nyata dia pke jilbab lhoo”…jadi kesannya lebih positif ‘kan?!..hi hi…^_^

    anyway..ayo rapatkan barisan fastabiqul khoirots ya ukhti..^^

  13. Bagus bgt nih tulisannya:

    “Lebih baik tidak pake jilbab tapi baik sama orang”
    mirip dengan
    “Lebih baik tidak mempunyai gelar kiayai tapi baik dan tidak mencuri/korupsi”
    mirip dengan
    “Lebih baik tidak menjadi guru tapi baik dan tidak mencuri/korupsi”
    mirip dengan
    “Lebih baik tidak kuliah tapi tidak berbuat mesum, tidak berbuat maksiat lainnya”
    dll…

    jadi sikap manusia tidak bisa disama ratakan dengan profesi, sikap dan tindakan lainnya dong 🙂

    peace..

    • verda
    • Januari 20th, 2013

    sebenernya nggak ada hubungannya antara pake jilbab dengan sikap..
    jilbab itu sama seperti pakaian.
    jadi kalau cewek pakai baju panjang tapi nggak pake jilbab, sama aja dengan nggak pake baju.
    berjilbab itu ya pakaian biasa, nggak ada hubungan sama perilaku.
    jadi sebenernya salah kalo ada yang bilang, “jilbabin dulu hatinya, baru luarnya”..
    yang bener ya, “pake baju dulu (berjilbab), baru sikapnya”
    pake baju (berjilbab) itu primer, sikap itu sekunder.
    masak mau nunggu hatinya baik baru pake baju (berjilbab)…
    nggak ada manusia yang sempurna…
    karena perintah utamanya sudah jelas, cewek wajib pakai jilbab.
    Baik dan tidak baik itu kan juga relatif, hanya Tuhan yang paling tahu siapa2 yg baik dan siap2 yg nggak baik.

  1. April 18th, 2007

Tinggalkan komentar